Ketua MWC Semanu Beberkan Sejarah Halal bihalal di Syawalan PKH Dinsos
Semanu, (NUgeka)- Ketua MWCNU Semanu, Nur Khalidin, SPdI menyampaikan hikmah syawalan pada halal bihallal SDM PKH bersama Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gunungkidul pada Rabu, 11 Mei 2022 di area Tlaga Jonge Semanu. Di hadapan Kepala dinas, serta 200 SDM PKH, Khalidin membeberkan sejarah awal-mula syawalan.
Syawalan, tutur Khalidin, bermula ketika Presiden Soekarno merasakan ketidakharmonisan hungan antara satu pejabat dengan yang lainnya. Padahal, Soekarno merasakan persatuan saat masih dalam perjuangan.
Dalam rangka menyelesaikan masalah ini, Soekarno sowan kepada Kiai Wahab Hasbullah. Ia menceritakan bahwa para pejabat saling sikut-sikutan.
Kiai Wahab pun memberi nasihat agar diadakan silaturrahmi nasional agar bisa saling maaf-maafan.
Soekarno mengatakan bahwa langkah ini sudah dilkukan. Namun, para pejabat negara tidak mau hadir. Acara maaf-maafan pun tidak bisa tercapai.
Setelah berpikir, Kiai Wahab pun menanyakan kepada Soekarno, “Sikut-sikutan halal atau haram?”
“Haram,” jawab Soekarno.
“Tidak mau memaafkan halal atau haram?”
“Haram.”
“Jika silaturrahmi, halal atau haram?”
” Halal.”
“Memaaf-maafkan, halal atau haram?”
“Halal.”
Setelah itu, Kiai Wahab mengajak Soekarno mengadakan halal bihalal. Dengan halal bihalal, diharapkan yang haram-haram bisa menjadi halal.
“Esensi syawalan adalah, kita saling memutihkan,” tutup Khalidin.
(Apr)