Santri Gunungkidul Cumlaude dan Hafidzah 30 Juz di IIQ An-Nur

Playen, nugeka.com – Dari sudut terpencil di Gubukrubuh, Getas, Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, muncul sebuah kisah inspiratif yang membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Dia adalah Anma Rivalda Ma’sum, atau yang akrab disapa Vava. Namanya kini bersinar terang di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta, setelah ia berhasil menyandang dua predikat bergengsi sekaligus saat prosesi wisuda sarjana tahun 2025, yakni Wisudawan Terbaik dengan IPK 3.77 (Cumlaude) dan Hafizah 30 Juz.

Perjalanan Vava menuju puncak kesuksesan ini bukanlah tanpa hambatan. Empat tahun lalu, ia memantapkan hati memilih Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Fakultas Tarbiyah. Keputusan ini ia jalani dengan penuh optimisme, mengoptimalkan setiap potensi akademik dan non-akademik yang dimilikinya. Prestasinya tidak hanya terbatas pada pencapaian akademis. Ia juga menunjukkan bakat luar biasa dalam bidang Musabaqah Hifzil Qur’an (MHQ), dengan meraih Juara 2 MHQ 10 dan 20 Juz tingkat Provinsi serta Juara 2 MHQ 30 Juz tingkat Kabupaten. Tak hanya itu, ia juga aktif mengasah kemampuan menulisnya, bahkan berhasil menorehkan jejak dalam bentuk opini di media nasional.

Pendidikan Kuat Berawal dari Keluarga Religius

Prestasinya ini adalah buah dari didikan kuat yang ia terima sejak kecil. Vava lahir dan tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sangat religius. Sang ayah, Ali Maksum, dan ibunya, Dalalah, menanamkan disiplin agama yang kuat pada anak-anaknya. Hal ini dibuktikan ketika pendidikan dasarnya dimulai di Madrasah Ibtidaiyah Yappi Gubukrubuh, lalu berlanjut ke MTs Negeri 1 Gunungkidul. Uniknya, setelah itu ia justru mengambil jalur berbeda dengan memilih studi Teknik Informatika (TI) di SMK Al Hikmah Gubukrubuh.

Namun, di sela-sela pendidikan formalnya, Vava tak pernah meninggalkan pendidikan agama. Ia menimba ilmu di Pondok Pesantren Al Hikmah Gubukrubuh, yang kala itu diasuh oleh KH. M. Yusuf Masyhuri (Almaghfurlah) dan kini diteruskan oleh KH. Ali Ichsan. Perjalanan pendidikannya di Gunungkidul ini ia jalani dengan tekun, dengan memadukan ilmu umum dan agama secara seimbang.

Semangat Tak Tergoyahkan di Tengah Keterbatasan

Setelah menyelesaikan pendidikan di tanah kelahirannya, Vava memberanikan diri merantau untuk mencari ilmu dan pengalaman. Pilihan hatinya jatuh pada Pondok Pesantren An Nur Ngrukem Bantul dan melanjutkan studi Sarjana di IIQ An Nur Yogyakarta. Namun, tantangan terbesarnya datang di awal perkuliahan.

Saat itu, dunia dilanda pandemi Covid-19. Vava harus beradaptasi dengan kondisi yang serba terbatas. Interaksi fisik yang menjadi bagian penting dari dunia akademik nyaris tidak ada. Sebagai seorang santri pesantren dengan keterbatasan akses perangkat elektronik dan berbagai aturan yang mengikat, perjuangannya menjadi semakin berat. Namun, alih-alih menyerah, keterbatasan ini justru menjadi cambuk penyemangat baginya. Ia memutar otak, mencari cara agar tetap bisa berdiskusi, menyelesaikan tugas, dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya.

Proses panjang itu akhirnya berhasil ia taklukkan. Ia bersyukur atas dukungan tak terhingga dari teman-teman dan dosen yang selalu siap membantu. Lingkungan akademik yang suportif di kampusnya juga menjadi energi pendorong baginya. Vava mengakui, IIQ An Nur telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih arif dan dewasa, baik secara emosional, sosial, maupun spiritual.

Prinsip Hidup yang Menginspirasi: “Gusti Allah Ora Sare”

Dari seluruh perjalanan hidup dan pendidikannya, Vava memetik sebuah pelajaran berharga. Ia meyakini bahwa prinsip hidup yang baik adalah terus berusaha tanpa harus memikirkan hasil. Biarkan Tuhan yang mengatur segalanya. Ia memegang teguh keyakinan, “Gusti Allah ora sare”—Tuhan tidak tidur. Dia mengetahui hamba-hamba-Nya yang berikhtiyar demi kebaikan.

Bagi Vava, pencapaian luar biasa ini bukan semata-mata karena kerja kerasnya, melainkan juga berkat keikhlasan dan keyakinan penuh bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan optimal tidak akan pernah sia-sia di mata Yang Maha Mengetahui. Kisah Vava menjadi bukti nyata bahwa semangat juang dan ketulusan hati akan selalu menemukan jalannya menuju kesuksesan: sukses dunia, sukses akhirat.

Kontributor: Shofi