Viral Menelpun Gusti Allah, Berikut Pesan Kiai Zabidi Marzuqi

Playen, nugeka.com – KH Ahmad Zabidi Marzuqi, Lc angkat bicara terkait fenomena awal Bulan Ramadhan dan Lebaran yang tidak sesuai syariat agama Islam. Allah SWT tidak mungkin memerintahkan lebaran pada tanggal 25 Ramadhan. Dengan nada tinggi, ia mengingatkan bahwa Allah tidak mungkin berbeda dengan nabi-Nya. Keterangan ini disampaikan dalam mauidzah hasanah Syawalan Akbar Warga Menggoran bersama Gus Wahid di Kompleks Masjid Al-Ittihad Menggoran, Bleberan, Playen pada Sabtu, 20 April 2024.

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Zabidi menganyampaikan bahwa dirinya harus ngaji (memberi nasihat) terkait tema ini. Menurutnya, kejadian ini kalau tidak segera diselesaikan akan sangat bahaya. “Ini nantinya bisa buat agama sendiri. Jangan sampai jamaah mudah terpengaruh fitnah akhir zaman,” terangnya.

Awalnya, Kiai Zabidi menerangkan bahwa saat ini sudah memasuki zaman akhir. Zaman akhir banyak fitnah. Manusia harus waspada. Dengan nada rendah, ia berkata, ”Masak lebaran kok tanggal 25 Ramadhan.”

“Jika ada orang menelpun Allah bahwa dirinya sudah puasa 29 hari dan Allah menjawab dengan mempersilahkan lebaran pada hari Jumat tanggal 25 Ramadhan, maka sangat diragukan. Mestinya jika Allah yang menjawab, maka jawabannya adalah lebaran tanggal 1 Syawal. Syariatnya Nabi Muhammad SAW itu tanggal 1 Syawal.” Terangak kiai Zabidi.

Kiai Zabidi juga mengisahkan bahwa di Mesir ada orang yang namanya Taufiqul Hakim. Taufiqul menulis di media Asy Syarqil Ausath. Taufiqul mengisahkan bahwa dirinya memiliki Ayat Kursi yang dipasang di atas pintu masuk rumah. Karena setiap hari selalu lewat di bawah pintu, maka dirinya mengaku sudah menyatu dengan Ayat Kursi. Sehingga, setiap hari saya masuk ke rumah di”manggakke” (dipersilahkan) Gusti Allah. Taufiq juga mengaku bahwa Allah juga berkata kepada dirinya bahwa kalau mau menemui Allah pada setiap malam kamis pukul 9 malam.

Menanggapi Taufiqul Hakim, Syekh Mutawali Sya’rowi meluruskan memberi nasihat, “Taufiq, umurmu semakin tua namun akidahmu semakin kekanak-kanakkan. Al-Qur’an sudah selesai. Hadist qudsi juga sudah selesai sampai besok hari kiamat untuk kita semua.  Kita itu beribadah kapan pun disaksikan Allah.”

Akhirnya, Taufiqul Hakim bertaubat.

Kiai Zabidi mengingatkan bahwa yang jadi masalah jika Allah menelpun hamba. Yang masalah itu jika Allah ‘manggakke’ (mempersilahkan masuk) kepada hamba. Yang masalah itu jika Allah membatasi waktu malam Kamis untuk bisa menemui hamba. Itu masalah.

Kiai Zabidi juga mengisahkan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani saat melakukan pengembaraan spiritual. Di tengah padang pasir, ia mendengar suara tanpa rupa, “Hai Abdul Qodir, saya adalah Tuhan. karena kamu telah menjadi sultonul auliya, Hari ini kamu saya bebaskan dari melakukan perkara haram dan meninggalkan kewajiban.”

Menderngar itu, Abdul Qodir, “Kurang ajar. Kamu pasti iblis. Allah pasti tidak akan memerintahkan berbuat maksiat.”

Akhirnya, suara tersebut menampakkan diri dalam bentuk jin. “Benar ya Abdul Qodir. Dengan cara ini, beberapa ribu ulama telah saya gelincirkan. Mereka saya iming-imingi menjadi wali, akhirnya meninggalkan perkara wajib dan melaksanakan perkara haram.”

Di akhir keterangan, Kiai Zabidi berpesan agar umat selalu waspada. Yang jadi pathokan adalah syariat Nabi Muhammad SAW. “Harus mengaji. Jika tidak mengaji, maka bahaya sekali, dibelokkan setan,” pesan pengasuh pondok pesantren Ar-Romli ini. [ANT].