Nurwastuti Beber Tantangan Fatayat

Wonosari, nugeka.com – Sarasehan Budaya yang diselenggarakan PC Fatayat NU Gunungkidul menandai puncak Harlah Fatayat NU ke-73 di Taman Budaya Gunungkidul (18/5/2023) berjalan sukses. Pada kesempatan tersebut, hadir pula   Ketua Pimpinan Wilayah Fatayat D.I Yogyakarta, Sahabati Maryam Fithriati, M.Si, M.SW. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan perasaan bahagia karena puncak Harlah Fatayat ke-73 di Taman Budaya Gunungkidul  menunjukkan eksistensi fatayat.

“Fatayat yang dipimpin Sahabati Laily sukses menunjukkan bahwa perempuan bisa maju bersama. Perempuan bisa  memotivasi perempuan-perempuan lain untuk tetap semangat memberi kontribusi untuk perempuan di Gunungkidul. RMI juga akan mengadakan satgas untuk turut serta menangani kekerasan perempuan dan anak,” papar Sahabati Maryam. Selanjutnya, Ketua PW Fatayat NU DIY juga menegaskan urgensi penguatan ranting. Ia berpesan agar Fatayat bersinergi untuk  memperbanyak ranting di setiap PAC.

Sarasehan Budaya menghadirkan narasumber Nurwastuti Setyowati, M.Pd yang merupakan Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Gunungkidul periode 2005-2010 dan 2010-2015.

Dalam pernyataan pembuka, Sahabati Nurwastuti memaparkan bahwa di Kabupaten Gunungkidul, setiap Kapanewon memiliki ciri khas. “Peran perempuan dalam kebudayaan ialah sebagai agen kebudayaan itu sendiri. Dimulai dari lingkup yang paling keci  yakni di rumah, ibu adalah pengajar etika dan unggah-ungguh,” papar Nurwastuti.

Selanjutnya, ia juga memaparkan bahwa Fatayat NU harus terus mengawal untuk pemajuan kebudayaan. Adapun,  ada dua tantangan yang dihadapi fatayat untuk memajukan kebudayaan. Pertama, muncul dari gerakan ultra konservatif (simbolisasi Islam ) dari berbagai aspek. Kedua, muncul dari aspek permisif yang nir kontrol. Pada akhir kegiatan, narasumber berpesan agar kader Fatayat mampu menjadi perempuan yang moderat dan mengejawantahkan nilai-nilai washatiyah dalam kehidupan beragama dan berbudaya.

Kontributor: Litbang Fatayat