Ngaji Ansor Logandeng: Tiga Bencana Bagi Orang yang Menjauhi Ulama
Ansor dan Banser Kelurahan Logandeng sedang mengikuti pengajian rutin di rumah salah satu anggota ansor di Siyono Kulon pada Jumat (15/8/2025) malam.

Ansor dan Banser Kelurahan Logandeng, Playen, Gunungkidul sedang mengikuti pengajian rutin.
Logandeng, nugeka.com — Ulama sejatinya adalah pewaris para nabi. Dikatakan demikian sebab ulama mewarisi ilmu para nabi, mereka memiliki akhlakul karimah serta rasa takut hanya kepada Allah SWT. Lebih dari itu, ulama senantiasa memandang umat dengan pandangan penuh kasih sayang (yandzuruna bi ‘ainirrohmah), mereka memiliki kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing umat. Setiap ilmu yang diajarkan ulama, nasihat yang diberikan ulama, perilaku terpuji yang diteladankan ulama, memiliki sandaran kuat sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, seseorang yang senang pada ulama, mau mendekati ulama, mau mendengarkan dan menjalankan petuah ulama, mau meneladani akhlak ulama, niscaya akan memperoleh keberuntungan dan keselamatan dalam mengarungi hidup di dunia. Tetapi sebaliknya, orang yang menjauhi ulama atau bahkan justru memusuhinya sudah pasti akan memperoleh kerugian dan kesengsaraan.
Da’i yang juga menjabat sebagai Wakil Katib Syuriah MWC NU Playen, ustaz Ihyak dalam pengajian rutin Ansor Banser Logandeng pada Jumat (15/8) malam menjelaskan bahwa orang-orang yang menjauhi ulama dan fuqaha (para ahli fiqih) akan ditimpa berbagai macam kemalangan dan bencana dalam hidupnya. Sedikitnya ada tiga bencana yang akan menimpa orang-orang yang jauh dari ulama dan fuqoha. Hal ini sebagaimana hadits nabi Muhammad SAW yang dapat ditemukan pada kitab Nashoihul Ibad.
قال النبي ﷺ : سيأتي زمان على أمتي يفرون من العلماء و الفقهاء فيبتليهم الله بثلاث بليات: أولاها: يرفع الله البركة من كسبهم . والثانية: يسلط الله تعالى عليهم سلطانا ظالما . والثالثة: يخرجون من الدنيا بغير إيمان.
Nabi SAW bersabda: Akan datang suatu zaman atas umatku, mereka menjauh dari ulama dan fuqaha, Makan Allah SWT menimpakan kepada mereka tiga bencana. Pertama, Allah mencabut keberkahan dari pekerjaan mereka. Kedua, Allah ta’ala akan menguasakan pada mereka penguasa yang zalim kepada mereka. Ketiga mereka meninggal dunia dengan keadaan tanpa membawa iman. (Nashoihul Ibad karya Syekh Nawawi Al Bantani, Penerbit Dar Al Khotob Al Ilmiyah Beirut, Lebanon, h. 9).
Ustaz Ihyak menjelaskan seorang ulama dan fuqaha adalah penerang bagi setiap orang untuk memperoleh keberkahan hidup. Yang dimaksud keberkahan yakni adalah tambahnya kebaikan (ziyadatul Khair). Sehingga orang yang dekat dengan ulama dan fuqaha akan terbimbing langkahnya meraih kebaikan demi kebaikan dalam hidupnya.
Sebaliknya ketika seseorang menjauhi ulama dan fuqaha, maka keberkahan hidup akan hilang. Sebab mereka menjauh dari pelita yang dapat mengarahkannya pada kebaikan. Alhasil, hidup manusia yang menjauh dari ulama akan diliputi kesulitan, kesempitan, dan makin terjerumus dalam kesalahan.
Baca Juga: Khutbah Jumat; Syukur Atas Kemerdekaan, Jalan Menggapai Keberkahan
“Mari kita merenung, orang yang dekat dengan ulama,dia mengaji pada ulama, lalu dia pulang ke rumah dan kemudian hidup rukun tenang dengan istrinya, itu tandanya dia memperoleh keberkahan karena dekat dengan ulama. Lalu anak-anaknya menjadi sholeh itu tandanya dia memperoleh keberkahan karena dia dekat dengan ulama. Sebaliknya menjauh dari ulama itu hatinya sumpek terus, merasa susah terus hidupnya, tidak pernah cukup hidupnya,” kata ustaz Ihyak.
Lebih lanjut ustaz Ihyak mengatakan bencana lainnya yang ditimpakan kepada orang-orang yang menjauhi ulama adalah dengan hadirnya penguasa yang zalim yang akan lebih menyengsarakan hidup orang-orang yang jauh dari ulama itu Kesusahan dan kesengsaraan yang hadir itu bisa dengan hilangnya keadilan, runtuh perekonomian, hilangnya stabilitas keamanan dan lainnya.
Terakhir sebagaimana dijelaskan dalam kitab Nashoihul Ibad, orang yang menjauhi ulama akan mati dalam keadaan tidak membawa iman. Sehingga orang tersebut akan menghadapi kesengsaraan di akhirat. Wallahu a’lam.
Penulis: Andrian Saputra