Ada Apa dengan Nahdlatul Ulama Hari Ini?

0

Sepuluh sampai lima belas tahun lalu, semua elemen masyarakat tentu tidak menyangka jika Ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) saat ini begitu menarik dan menjadi sorotan berbagai umat di dunia. Tidak hanya umat Islam, bahkan umat-umat lainpun ikut memperbincangkannya.

Di berbagai kesempatan dan di berbagai tempat, NU terus dijadikan bahan diskusi, mulai diskusi serius di ruang-ruang akademik, sampai diskusi ‘remeh-temeh’ di warung-warung kopi. Seakan-akan NU sudah menjadi idola baru yang digandrungi oleh manusia, apapun agama, ras, kelompok, dan golongannya.

Kita semua pasti tak menyangka, sepuluh sampai lima belas tahun lalu, simbol ormas NU ini hanya terpasang di kalangan Santri dan pesantren-pesantran salaf di perkampungan, jauh dari hingar-bingar perkotaan. Hanya di titik-titik itu saja. Tetapi hari ini, simbol ini justru saat ini menjadi simbol kebanggaan bagi umat manusia, lebih-lebih bagi warga Nahdliyin (warga muslim terbesar di dunia).

Kita bisa lihat bagaimana simbol ini dipakai mulai dari kalangan santri sampai penjual ikan teri. Dari kalangan kiai, sampai para akademisi. Dari kalangan motivator nasional-internasional, sampai para professor terkenal. Dari kalangan umat terbawah, sampai kalangan pejabat termewah. Dari kalangan milenial nan tampan, sampai para artis nan seniman. Semua bangga memakainya. Bangga karena mereka adalah bagian dari simbol itu sendiri.

Ada yang tanya, mengapa NU kok sampai seperti itu?

Ada apa dengan NU hari-hari ini?

Seketika saya terlintas ingatan yang cukup kuat sejak menginjakkan kaki ke Jogja 15 tahun silam. Sebagai orang perantau, sayapun kaget saat itu bagaimana kebanggaan masyarakat kota Jogja terhadap Ormas Muhammadiyah. Ketika itu, warga Muhammadiyah secara deklaratif begitu bangga dengan simbol ormas itu. Saya melihat dan menyaksikan bagaimana simbol itu tidak hanya terpasang di kampus-kampus, sekolah-sekolah, rumah sakit, masjid-masjid, tetapi juga tertempel di berbagai kaos dan jaket para umatnya. Sebuah kebanggan jika simbol ormas itu tersemat dalam diri mereka, lebih-lebih ketika ormas itu  masuk satu abad pada beberapa tahun silam.

Kesamaan gairah inilah menjadikan gerakan NU saat ini sebagai sebuah kewajaran. Karena tepat di tahun 2026, ormas NU telah berumur satu abad. Hal inilah menjadikan puncak kegairahan berislam oleh warganya. Bagi mereka, simbol puncak kegairahan itu tertuang dengan narasi harapan besar, yakni An-Nahdlah Ats-Tsaniyyah. Sebuah gerakan dan terobosan besar gelombang kedua Nahdlatul Ulama.

Maka menjadi wajar jika NU terus berbenah. Menjadi sangat wajar jika NU dengan segala banom-banomnya senantiasa menggairahkan gerakannya. Sebuah gerakan yang seharusnya memang harus bergairah ketika menginjak puncak usia itu. Usia yang semakin matang, sehingga nilai-nilai gerakan dakwahnya harus lebih dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat. Usia yang semakin dewasa, sehingga setiap sikapnya mencerminkan sosok “guru” (digugu lan ditiru) yang terus menjadi teladan dan memberikan solusi bagi umat manusia. Usia yang semakin cerdas, sehingga setiap simbol-simbolnya berada di tempat-tempat strategis dan dinamis.

Semua demi apa?

Tak lain, hanya demi menjaga dan meningkatkan marwah agama, bangsa, dan umat manusia.

Semua demi siapa?

Tentu hanya demi menjaga martabat manusia dan nilai-nilai kemanusiaan, apapun latar belakangnya.

Untuk itu, jika masih ada orang atau kelompok yang masih menanyakan mengapa NU saat ini berubah 100% dari NU yang dulu. Maka tulisan refleksi singkat ini menjadi sebuah jawaban simpelnya. Tulisan simpel ini sekaligus juga menjawab orang atau kelompok yang mulai gelisah terhadap gerakan ormas NU ini.

Pada akhirnya, sebagai santri dan sebagai kaum sarungan, tentu saya mengucapkan selamat bagi NU yang tahun 2022 ini genap berusia 96. Teruslah merawat jagat dan membangun peradaban. Karena engkau selalu dibutuhkan umat, apapun lintas eranya.

Oleh : Ahmad Shofiyuddin Ichsan, M.A., M.Pd. (Alumni STAI Yogyakarta / Dosen IIQ An Nur Yogyakarta)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *